Aku segera mengikuti Ethan melompat melalui kalung itu, diikuti oleh Joni dan Leah.
Aku segera mengikuti Ethan melompat melalui kalung itu, diikuti oleh Joni dan Leah.
It's all(little) thing about me ;)
Terlalu banyak yang ingin dikatakan untuk berkata-kata.
Akhir-akhir ini terlalu banyak dan semakin mencuat lah keburukan Si Dia. Sudah banyak yang menegur, mencoba mengingatkan, mencoba meluruskan dan menyadarkan Si Dia.
Si Dia bilang, ia suka jika banyak orang menegurnya jika ada yang salah pasa si Dia. "Untuk mengingatkan", katanya.
Tapi setelahnya, apa yang dilakukan si Dia? Apa pengaruh bagi si Dia itu? Apakah Si Dia hanya mendengarkan tanpa menyelami apa yang orang serukan? Mungkin. Ataukah Si Dia hanya pura-pura mendengar dengan sumbatan gendang telinganya bertengger di sana?
Orang yang dianggap membahayakan Si Dia, dibungkam, diberhentikan, dibekukan, dan dicabut hak-haknya. Dijerumuskan dalam penjara kesunyian. Tak hanya itu, nama bersihnya dikotori dengan segudang tuduhan. Namanya dilibatkan dalam momen-momen perseteruan.
Apakah tidak cukup?
Masih banyak korban yang tak kau lihat. Korban dari Si Dia yang tak kau ketahui namanya. Korban dari pelucutan hak yang seharusnya dimiliki.
Sudah saatnya semua tahu Si Dia yang Buruk Rupa. Si Dia yang menebar kebohongan. Perkataan Si Dia hanyalah angin lalu. Biarlah Si Dia pergi bersama apa yang menaunginya. Sudah saatnya kebenaran yang menaungi kita.
-vidyafa-
There are two kind of people in this world
1. People with talent, and
2. People with hardworking
First one, they naturally and usually easy getting something. But its also hard to make it remains on their selves and to make it better and better.
Second one, they will get what they want to be with a long fight. They learn, they fight for it, they make it better. The fighting itself is hard to do.
Which one?
I think everybody's learning. Easy or not, IT IS hard to make what they learnt better and better.
Talent without hardworking is the worst.
"DEBAT
bukan tempat untuk mencari pembenaran, melainkan kebenaran"
Anything wrong with that?!
Mungkin di pikiran orang-orang sekarang debat merupakan hal yang dianggap melelahkan. Karena biasanya, dan kebanyakan yang saya pribadi saksikan akhir-akhir ini, debat dijadikan tempat untuk mencari pembenaran, mencari dukungan banyak orang, bahkan mencari kemenangan agar 'dipandang'. Sehingga banyak orang yang cenderung tidak suka, atau bahkan menghindarinya dan beranggapan as they say "kayaknya nggak mungkin..." atau "kayaknya susah kalau mencari kebenaran lewat debat".
Memang sih di KBBI tertulis bahwa debat merupakan kegiatan untuk bertukar pendapat dan mempertahankannya dengan argumen masing-masing (kurang lebih demikian).
Yang namanya 'bertukar', ya saling mengerti dan terbuka atas pendapat pihak lain, bukan?! (Yaa kalau menurut anda bukan, yaa ndak apa-apa, ini pendapat saya).
Maka hanya orang-orang yang terbuka pandangan, pikiran, dan hatinya lah yang akan menerima kebenaran itu, meskipun datangnya dari orang lain yang mungkin tidak kita suka. Kata orang mah kita kudu liat secara objektif kan, bukan secara subjektif.
Jadi sebenarnya debat itu sah sah saja, selama masih mengikuti tata krama. Seperti tidak memotong pembicaraan orang / pihak lawan bicara, tidak gontok-gontokan (ngotot), atau bahkan main fisik. Karena biasanya, orang yang akan mulai ngotot memiliki baqa' (naluri pertahanan diri) yang tinggi, sehingga tidak mau mendengarkan perkataan orang lain. Dan biasanya juga merasa dirinya terancam. Biasanya yang seperti ini tidak mau mengalah, karena biasanya mereka berpikiran kalau kalah debat yang ditanggung yaa... malu (nah ini nih yang harus diubah dalam pandangan setiap orang, termasuk gue 😂). Yaa jadilah debat kusir, di mana salah satu pihak atau seluruh pihak yang terlibat saling melontarkan pendapat dengan argumen yang biasanya sudah tidak masuk akal. Nah, debat semacam inilah yang baiknya ditinggalkan.
Gitu deh, sedikit unek-unek dan sedikit pendapat gue yang akhir-akhir ini terngiang-ngiang di pikiran wkwk. Akhir kata, mohon maaf bila ada kesalahan. Bye 😉
vidyafa
Terkadang kalau lagi ga ada kerjaan, bisa buka ig sampe post yang beberapa minggu lalu dipost akun-akaun yang terfollow 😂
Ada kalanya gue akan memberikan 'love' pada seluruh post yang gue lihat. Ada kalanya gue cuma melihat.
Ada alasannya kenapa gue kasih 'love' sebuah post.
Alasannya bukan sekedar gue di-tag di sana, atau ada akun lain yang di-tag di sana #eh. Terkadang bukan juga karena pengambilan gambar yang bagus, atau karya yabg indah.
Terkadang memberikan 'love' untuk mengapresiasi sebuah peristiwa... moment yang mereka abadikan... Moment yang ingin mereka simpan. Love those moments. Walaupun gambar yang diambil terkadang apa banget #peace wk, walau terkadang captionnya apa banget #peace lagi wk.
But
I'm loving appreciating the moment :)
Memang sih ig banyak yang menarik, tidak seperti path yang mulai ditianggalkan para penggunanya dengan alasan applikasinya yang 'berat'.
But I love using my path more than ig. Bisa lihat akun ig gue kosong, no post, no story, nothing. Cuma ada tag dari org2 yang sempat bermoment ria dengan gue, hehe.
Its not like I hate using ig or something. I just dont like to post every thing in a picture. Terkadang gue lebih suka menggunakan lagu utk menyampaikan apa yg gue pikirkan saat itu, dan itu tersedia di path.
Gue juga tidak menggunakan path utk mencari like sebanyaknya :p as i said that people start leaving that app :') but i use it just like a diary wkwk. As you know diary doesnt need to be seen. Thats another reason hehe..
I like appreciating, but doesnt really like to be seen #sometimes
There are many more reasons 😂 #bahasaapacoba
Too much illogical reasons that I have :p
vidyafa
"DON'T JUDGE THE BOOK BY ITS COVER", the wise said.
terus kita harus mengenal org lain lebih dalam kan? bukan dari sekedar penampilannya.
lalu bagaimana dengan pemikiran/tanggapan orang? well, people I know judge it by the words itself.
dont you ever think to ask the person who has that thought? well ask that person to know why he has that thought.
vidyafa
Seseorang berkata :
"Targetkanlah apa yang ingin kanu lakukan di kemudian hari, meskipun belum tentu tercapai pada saat itu juga yang dikarenakan bukan oleh Kamu"
Sedangkan Orang Lain berkata :
"Tidak bisa buat target karena ini dan itu"
Aku mengerti, Orang Lain di sebuah Tempat yang Sibuk Itu punya banyak hal yang harus dikerjakan, ditambah lagi hal-hal baru yang datang dan harus dikerjakan saat itu juga, dan terkadang tidak tepat.
Meskipun Aku tak tahu persisnya seperti apa.
Dan selanjutnya yang Aku sadari adalah :
"Apakah salah bertarget? Apa salahnya punya target? Apakah setidaknya dengan adanya target itu, kita sudah berusaha meskipun hanya berpikir. Dengan begitu, apakah Semua Orang tidak akan berusaha meskipun babyak hal lain yang harus dikerjakan? Tidak kan?! Itu semua ditentukan oleh Kamu. Yang aku tahu, di sana ada Banyak Orang yang mampu dan seharusnya mau ditempatkan."
Aku juga telah melihat hal-hal lain yang dilakukan Semua Orang di Tempat yang Sibuk Itu. Tak hanya target yang jadi gangguan dalam pikiran Aku. Tapi Orang-Orang di dalam Tempat yang Sibuk Itu.
Sejak itu Aku menerka Orang Lain seperti apa. Aku tidak yakin dengan Orang Lain sampai pesan ini Aku sampaikan, dan apa yang selanjutnya akan Orang Lain lakukan.
Aku tahu Aku bukan siapa-siapa yang tidak pernah resmi ada di Tempat yang Sibuk Itu. Akankah Orang Lain mendengarkan Aku yang bukan siapa-siapa ini?
Kemudian pesan Aku ini harus Aku sampaikan kepada Siapa?
Kutipan hati hari ini:
Tidak menutup kemungkinan pikiran dua orang yang tak saling kenal itu sama mehehhe
Kala itu aku tak sedang merasakan apapun. Tak sedang mencoba memikirkan sesuatupun. Pikiranku hanya diam selagi melakukan hal-hal biasanya.
Ku raih ponselku yang sedari tadi aku diamkan. Ada tulisan. Ada renungan di salah satu pesan.
Renungan yang membangkitkan kenangan-kenangan dulu, tapi bukan ku sesali, dan tak ku tangisi. Dari renungan itu, aku mensyukuri, mengikhlaskan, menuai pelajaran darinya, dari kenangan-kenangan itu. Kenangan itu bukan untuk dilupakan ternyata.
Renungan itu membuat aku menyadari bahwa kenangan-kenangan itulah yang membuat aku seperti ini sekarang, lebih kuat, lebih bisa menahan, lebih bisa mendengarkan.
Aku mensyukurinya, aku bersyukur aku telah diingatkan.
vidya
Copyright blackwhitevidy | Designed by WPThemesExpert | Blogger Template by Blogger Template Place